© Hakcipta adalah terpelihara.

Friday, January 15, 2010

cinta pertama

Tiap pertemuan, akan bertemu dengan perpisahan. Perpisahan itu adakalanya menggamit kerinduan. Untuk seketika, bayu rindu kenangan itu menerjah jendela hatiku. Segera kutepis. Untuk apa merindu andai hati merasa derita?

Kau, yang pernah hadir mengisi relung hatiku. Kau pergi, tanpa menoleh walau berkali aku menyeru namamu. Berkali juga telah mulutku ini ringan menyebut maaf andai aku yang bersalah, walau aku tidak tahu apakah salah yang telah ku laku.

Mengapa kini kau kembali? Ingin mengutip dan mencantum kembali sisa-sisa cinta yang mungkin masih berbaki? Lewatku sedar, kasih dulu yang kusemai, kau bajanya dengan racun asmara. Sungguh tidak bererti rimbunan cinta palsumu yang hanya mengundang sengsaraku.

Bukan tidakku rela pada suratan. Malah aku telahpun redha akan ketentuan yang tertulis. Tapi mengapa jiwaku tersentak bila kelibatmu menerpa ruang hidupku untuk kali kedua?

Cukup, cukuplah dengan apa yang pernah terjadi. Cukuplah sekali. Jangan berulang lagi kisah luka yang menghiris hati nurani. Bukan aku menolak cinta, bukan aku membenci cinta. Namun aku membenci pengkhianat dan pendusta cinta, itu kamu!

Pergilah, teruskan perjalananmu, menghilangkan dirimu seperti mana kau pernah meninggalkan aku sewaktu dahulu. Bukan tiada maaf untukmu, namun tidak untuk kau kembali padaku. Pesanku, jangan kau cederai hati insan lain, yang mungkin kau akan bertemu dengannya nanti seperti mana kau lakukan padaku. Cukuplah aku pernah menanggungnya...

Seandainya ada cinta lain yang hadir dalam hidupku, membuka pintu hatiku, pastinya itu bukan kamu.


*************************************

P/s: Tiada kaitan dengan penulis.
(mungkin....)
:)

6 comments:

Insan Biasa said...
This comment has been removed by the author.
Puteri said...

Kadang-kadang kita ditemukan dengan orang yang salah sebelum kita dipertemukan dengan jodoh yang sebenar.

Bila salah cara mencari, itu membuat kita menemui orang yang salah.

Bukankah Tuhan telah berjanji dan tak akan pernah memungkiri, bagi yang baik itu juga yang baik.

"lelaki-lelaki yang baik itu untuk perempuan-perempuan yang baik, dan perempuan-perempuan yang baik itu untuk lelaki-lelaki yang baik,".

Moga kita tergolong dalam golongan orang yang sedikit..

Insan Biasa said...
This comment has been removed by the author.
Puteri said...

semua orang mampu kalau mahu..

"sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum itu, kecuali mereka sendiri mengubah nasib mereka,".

rubbi said...

bagus, walaupun saya agak kesulitan membacanya secara dari indonesia

Puteri said...

:)